Akhir-akhir ini kesehatan pencernaan kurang bersahabat. Makanan yang biasanya disantap pun menjadi asing seperti belum pernah bertemu sapa. Tak ayal satu cabai yang dimakan bisa membuat perut mulas tidak karuan. Padahal, di hari-hari biasa intensitas mengonsumsi cabai bisa dikatakan banyak. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak kecil sehingga amat susah untuk ditinggalakan atau diubah. Terlebih di kota Yogyakarta ini juga menyuguhkan berbagai rupa makanan yang menggunakan cabai sebagai pelengkapnya. Bahkan, tak tanggung-tanggung terkadang nama tempat makannya pun ada sangkut-pautnya dengan si pedas cabai, sebutnya saja Lombok Ijo, Extra Hot, Spesia Sambel, dsb. Terlepas dari tingkat kepedasannya yang berbeda dengan cabai di kota asal saya, Wonosobo, tapi setidaknya bisa mengobati kesukaan saya dengan pelengkap rasa yang satu ini.
Tapi pengalaman mengonsumsi cabai tidak serta-merta membuat perut saya kebal dengan rasa pedas. Hal ini terbukti dengan rasa perih yang saya alami setelah mengonsumsi cabai. Terkahir, aktivitas mengikuti pengajian bulanan kantor menjadi terhambat akibat mengonsumsi si pedas ini. Terdorong rasa penasaran, saya telusuri beberapa sumber terkait dengan masalah ini. Ternyata cabai mengandung capsaicin, yaitu suatu zat yang tidak hanya akan menambah rasa pedas pada makanan kita, tetapi juga memanaskan perut (www.detikhealth.com).
Dilansir Livestrong, Jumat (14/1/2011), berikut beberapa cara untuk mengatasi rasa panas akibat mengonsumsi cabai:
1. Antasida
Langkah pertama mengatasi rasa sakit akibat cabai adalah mengonsumsi antasida. Ikuti instruksi yang disediakan pada produk antasida yang Anda gunakan dengan dosis yang tepat. Menurut situs FamilyEducation, antasida adalah cara paling umum untuk mengobati sakit maag yang berhubungan dengan makanan pedas.
Langkah pertama mengatasi rasa sakit akibat cabai adalah mengonsumsi antasida. Ikuti instruksi yang disediakan pada produk antasida yang Anda gunakan dengan dosis yang tepat. Menurut situs FamilyEducation, antasida adalah cara paling umum untuk mengobati sakit maag yang berhubungan dengan makanan pedas.
2. Minum susu
Minum setengah cangkir susu dapat membantu menetralkan pembentukan asam dari makan makanan pedas. Tapi sebaiknya jangan terlalu banyak minum terlalu banyak karena bisa semakin mengiritasi perut, cukup setengah cangkir saja. Kemudian duduk dalam posisi tegak selama minimal 30 menit setelah menelan cairan.
Minum setengah cangkir susu dapat membantu menetralkan pembentukan asam dari makan makanan pedas. Tapi sebaiknya jangan terlalu banyak minum terlalu banyak karena bisa semakin mengiritasi perut, cukup setengah cangkir saja. Kemudian duduk dalam posisi tegak selama minimal 30 menit setelah menelan cairan.
3. Berbaring
Berbaring atau istirahatlah dalam posisi tegak. MayoClinic.com melaporkan bahwa mengangkat kepala menempatkan gravitasi bekerja pada tubuh. Berbaring dengan bantal di bawah tubuh bagian atas, sehingga kepala Anda setidaknya 15-20 cm di atas kaki. Berbaring dalam posisi ini setelah makan cabai dapat membantu meringankan rasa panas di perut.
Berbaring atau istirahatlah dalam posisi tegak. MayoClinic.com melaporkan bahwa mengangkat kepala menempatkan gravitasi bekerja pada tubuh. Berbaring dengan bantal di bawah tubuh bagian atas, sehingga kepala Anda setidaknya 15-20 cm di atas kaki. Berbaring dalam posisi ini setelah makan cabai dapat membantu meringankan rasa panas di perut.
Selain itu, berdasarkan (www.theglobal-review.com ) cabai juga memiliki berbagai manfaat untuk tubuh kita, antara lain:
- Cabai dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat karena capsaicin dapat mengencerkan lendir. Sehingga, lendir yang tersumbat dalam rongga hidung akan menjadi encer dan keluar. Akibatnya, hidung menjadi tidak tersumbat lagi. Ini berlaku pada sinusitis dan juga batuk berdahak.
- Cabai dapat memperkecil risiko terserang stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi, dan jantung koroner. Karena, dengan mengonsumsi capsaicin secara rutin darah akan tetap encer dan kerak lemak pada pembuluh darah tidak akan terbentuk. Sehingga, darah akan mengalir dengan lancar. Jadi, cabai juga berkhasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis).
- Sebagai antibiotik alami.
- Cabai dapat meringankan keluhan sakit kepala dan nyeri sendi. Karena, rasa pedas dan panas yang ditimbulkan capsaicin akan menghadang pengiriman sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf ke otak. Sehingga, rasa sakit tersebut akan berkurang, bahkan hilang.
- Cabai dapat meningkatkan nafsu makan pengonsumsinya. Karena, capsaicin dapat merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan. Sehingga, nafsu makan menjadi bertambah.
- Kandungan antioksidannya dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
- Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida Albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit.
- Untuk gangguan rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan).
- Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul.
- Mengobati perut kembung.
- Membantu pembakaran kalori hingga 25%.
- Memberikan kalsium dan fosfor bagi tubuh.
- Cabai menghasilkan vitamin C (lebih banyak daripada jeruk) dan provitamin A (lebih banyak daripada wortel) yang sangat diperlukan bagi tubuh.
Setelah membaca beberapa artikel di atas dan saya praktikkan petunjuk-petunjuknya, rasa sakit pun sedikit demi sedikt berkurang. Memang mengonsumsi apa pun dalam jumlah yang berlebihan tidak dibenarkan dalam Islam. Ternyata hidup manusia akan berjalan normal kalau manusia mau mengikuti aturan yang telah Allah tetapkan. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami. []
Gambar: 4.bp.blogspot.com
Gambar: 4.bp.blogspot.com
0 Komentar:
Posting Komentar