Jumat, 04 November 2016

Para Penyinyir



Hari ini, ketika saudara-saudara kita Umat Islam dari seluruh penjuru negeri datang ke Jakarta dan akan melakukan aksi damai di sana demi menuntut keadilan yang kerap tajam ke bawah dan tumpul ke atas, justru ada orang-orang yang nyinyir terhadap perjuangan ini. Bahkan, nyinyiran ini ada yang berasal dari orang-orang yang katanya “beragama Islam”. Sungguh, apa yang harus kita katakan pada mereka jika saudara seiman pun mereka perolok-olokkan. Mungkin, firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ’Alaihi wa Sallam berabad-abad silam ini bisa menjawab sikap mereka:


Rabu, 12 Oktober 2016

Para Penafsir Dadakan




Hari ini, tiba-tiba bermunculan ahli tafsir dadakan terkait kata AULIYA dalam Al-Qur`an. Kata mereka, kata itu tidak boleh ditafsirkan sebagai PEMIMPIN. Bagi mereka, yang paling tepat mewaikili kata AULIYA adalah TEMAN atau SAHABAT KARIB. Ya, mereka adalah sekelompok orang yang begitu membangga-banggakan kebebasan, tetapi di sisi lain justru mengekang kebebasan orang lain untuk berpendapat—padahal yang berpendapat adalah para ulama. Begitulah, mereka bebas menafsirkan—padahal bukan ulama, apalagi ahli tafsir—tetapi tidak bagi yang lain meski paham agama dan tahu ilmu tafsir. Standar ganda, bukan? Aneh, bukan?