Senin, 25 Juni 2012

Detik-Detik Penantian


Bagi seorang calon ayah, menanti detik-detik kelahiran bayi pertama adalah hal yang sangat mendebarkan. Nah, hal itu pula yang saat ini tengah saya alami. Sungguh, berada dalam situasi ini sangat tidak mengenakan. Terlebih, usia kemahilan istri sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang telah diprediksikan dokter. Jadi, rasa waswas yang sudah berlebih, serasa kian akut karena masalah ini.

Sesuai dengan arahan dokter, kami juga telah melakukan berbagai cara agar bayi yang ada dalam kandungan bisa segera lahir dengan normal. Dari memperbanyak aktivitas jalan, memperlama sujud, sampai berjalan merangkak seperti anak kecil pun sudah kami coba. Tapi, entah kenapa seakan belum menemukan titik terang. Walau demikian, istri saya tak patah semangat, setiap pagi dan malam—kira-kira selama 10 menit—ia selalu merutinkan untuk melakukan hal-hal yang disarankan dokter, terutama memperlama sujud dan berjalan merangkak.


Sebelumnya, istri sempat down mentalnya setelah memeriksakan kandungannya ke salah satu klinik di kota pelajar ini. Di akhir pemeriksaan, sang dokter memberitahukan bahwa istri saya divonis tidak dapat melahirkan secara normal alias harus melalui operasi caesar. Dan yang lebih disesalkan lagi, cara menyampaikan kabar tersebut sangat tidak memerhatikan kejiwaan seorang calon ibu yang mengandung anak pertama, "Ibu tidak bisa melahirkan secara normal, harus dengan sesar." Ya, kata itu yang keluar dari sang dokter. Bak mendengar sesuatu yang sangat tidak bisa diterima nalar, istri saya langsung lemas dan menangis. 

Sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi jika sang dokter yang memeriksa istri saya menyampaikannya dengan bahasa yang lebih bisa membesarkan hati, misalnya: "Maaf, berdasarkan pemeriksaan kami, ibu hanya memiliki peluang kecil untuk bisa melahirkan secara normal, tapi ibu tetap harus berusaha dengan melakukan langkah ini dan langkah itu agar segera terjadi kontraksi. Kalaupun semua itu sudah dilakukan, namun kontraksi yang diharapkan tidak terjadi, maka yakinlah Allah Swt pasti punya rencana yang lebih baik dari yang kita bayangkan." Mungkin jika kalimat ini yang keluar, istri saya tidak begitu mengalami kepanikan dan shock yang sangat mengejutkan.

Ini mengindikasikan bahwa seorang praktisi kesehatan, baik perawat, bidan, maupun dokter wajib mengetahui ilmu psikologi agar kejadian yang menimpa istri saya tidak terulang kembali. Setelah kejadian itu, saya sempat kesusahan mengembalikan kepercayaan diri istri saya. Tapi alhamdulillah, dengan sedikit bersabar istri saya pun menyadari bahwa apa pun yang akan terjadi—lahir normal ataupun caesar—adalah keputusan Allah yang pasti baik untuk hamba-Nya.

Dari kisah tersebut ada beberapa hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Pertama, jika ingin memeriksakan kandungan, temanilah istri Anda karena pada saat kejadian saya sedang bekerja sehingga tidak bisa langsung memberikan nasihat yang bisa membesarkan hatinya. Kedua, pilihlah dokter yang sudah berpengalaman sekaligus menguasai psikologi pasien sehingga jika ada informasi kurang baik yang harus disampaikan kepada pasien, sang dokter bisa memilih diksi yang lebih tepat. Misalnya, seorang yang secara medis tidak berumur panjang karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya, tidak harus disampaikan secara menakutkan tapi bisa dengan pemaparan yang bisa memebesarkan hatinya. Jangan sampai pasien yang sudah jatuh harus ditimpa tangga pula. Kan kasihan. Ketiga, para praktisi kesehatan bisa lebih bijak lagi dalam menyampaikan hal-hal yang bisa membuat mental pasien turun. Malah kalau bisa selalu membesarkan jiwa pasien, walau masalah yang dihadapi amat pelik.

Di hari-hari terakhir bulan Juni 2012 ini, saya masih menunggu kelahiran anak saya yang pertama. Di sela-sela ikhtiar kami, doa tak pernah putus kami penjatkan kehadirat-Nya. Semoga bayi yang ada dalam kandungan isrti saya bisa lahir ke dunia dengan selamat. Pun istri bisa melewati fase ini dengan penuh kesabaran, dan diberi keselamatan oleh Allah tentunya. Tak lupa, kepada siapa pun yang membaca coretan ini, kami mohon doanya semoga Allah Swt memudahkan proses kelahiran anak kami yang pertama. Terima kasih. []



Gambar: ayah4anak.blog.com

0 Komentar:

Posting Komentar