Mengamati
hal-hal yang dianggap remeh memang terlihat seperti pekerjaan yang
sia-sia. Pernyataan ini bisa benar bisa juga tidak. Intinya,
tergantung masalah apa yang kita perhatikan. Kalau berhubungan dengan
kehidupan dunia mungkin sebuah masalah bisa dikategorikan sebagai
masalah yang berat bisa juga sebagai masalah yang ringan. Akan
tetapi, jika yang dihadapi adalah masalah akhirat maka tak ada kata
remeh dalam masalah tersebut karena akhirat adalah negeri abadi yang
akan kita tentukan dengan kerja-kerja nyata di alam fana ini.
Sepintas
menjadi imam saat shalat berjamaah di masjid adalah hal yang lumrah
atau ada malah ada yang menganggapnya sepele. Namun, ternyata ada
kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang imam.
Untuk
menjadi imam shalat tidak melulu menunggu ditunjuk dan juga bukan dengan
cara berinisiatif, melainkan dengan pengetahuan yang jelas dan pasti
tentang syarat dan kriteria untuk menjadi imam.
Secara umum, orang yang harus dipilih menjadi imam shalat adalah orang
yang paling fakih dalam urusan agama, terutama dalam masalah shalat.
Selain itu, para ulama juga menyebutkan imam adalah seorang yang
paling banyak hafalan Al-Qur’annya, juga yang paling baik
bacaannya. Para ulama telah berhasil membuat peringkat siapa saja yang paling
berhak menjadi imam dalam shalat. Misalnya dalam madzhab Hanafiyah disebutkan peringkat untuk menjadi seorang imam adalah
sebagai berikut
(http://eidariesky.wordpress.com/):
- Orang yang paling baik bacaannyaDi antara syarat yang paling utama untuk menjadi imam dalam shalat berjamaah adalah orang yang paling baik bacaannya atau disebut dengan aqra’uhum. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits beliau:
Dari
Abi Mas’ud Al-Anshari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Yang
menjadi imam shalat bagi manusia adalah yang paling baik bacaan
kitabullahnya (Al-Qur`an Al-Karim). Bila mereka semua sama
kemampuannya dalam membaca Al-Quran, maka yang paling banyak
pengetahuannya terhadap sunnah.”
(H.R. Jama’ah kecuali Bukhari)
Dari
Abu Masna Al-Badri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jama’ah
di imami oleh yang lebih pandai membaca Kitab Allah. Jika sama-sama
pandai dalam membaca Kitab Allah, maka oleh yang lebih alim tentang
sunnah. Jika sama-sama pula, maka oleh yang lebih tua.”
(H.R. Muslim dan Abu Dawud)
Sebagian
ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan aqra’uhum
adalah yang paling paham, yakni yang paling paham dalam masalah
agama, terutama dalam masalah shalat.
- Orang yang paling wara’Lalu peringkat berikutnya adalah orang yang paling wara’, yaitu orang yang paling menjaga dirinya agar tidak jatuh dalam masalah syubhat.
Dari
Abi Martsad Al-ghanawi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Rahasia
diterimanya shalat kamu adalah yang jadi imam (seharusnya) ulama di
antara kalian. Karena para ulama itu merupakan wakil kalian kepada
Tuhan kalian.”
(H.R. At-Thabrani dan Al-Hakim)
Dari
Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jadikanlah
orang-orang yang terpilih di antara kamu sebagai imam; karena mereka
adalah orang-orang perantaraan kamu dengan Tuhanmu.”
(H.R. Ad-Daruqutni)
“Apabila
seseorang menjadi imam …, padahal di belakangnya ada orang-orang
yang lebih utama daripadanya, maka semua mereka dalam kerendahan
terus-menerus.”
(H.R. Ahmad)
- Orang yang lebih tua usianya
Peringkat berikutnya adalah yang lebih tua usianya. Dengan pertimbangan bahwa orang yang lebih tua umumnya lebih khusyu` dalam shalatnya. Selain itu memang ada dasar hadits berikut:
“Hendaklah
yang lebih tua diantara kalian berdua yang menjadi imam.” (H.R.
Imam yang enam)
Apabila
derajat mereka semua sama, maka boleh dilakukan undian. Intinya kita
dapat ambil bahwa syarat yang paling utama dari imam itu adalah yang
paling baik bacaannya dan paling paham dalam hukum-hukum shalat.
Setelah
menyaksamai hal-hal tersebut, ternyata tidak mudah menjadi seorang
imam. Ironisnya syarat-syarat tersebut kadang tak terpenuhi. Alhasil
imam yang maju adalah orang yang dituakan walau bacaan Al-Qur'annya
masih jauh dari kaidah ilmu tajwid. Atau terkadang yang maju adalah
seorang anak muda yang bacaannya bagus, namun sikapnya belum bisa
dijadikan teladan bagi jamaah shalat (bahkan terkadang ada kesan
meremehkan orang lain). Semoga kita terhindar dari hal-hal tersebut sehingga yang menjadi imam adalah orang yang memang pantas dan berhak menjadi imam.
Nah,
mulai hal-hal yang terlihat sepele ini ternyata kita bisa belajar
hal-hal besar, di mana kita wajib menaatinya selaku pengikut
Rasulullah Saw. Semoga kita bisa melaksanakan apa yang beliau
ajarkan, baik dengan ringan ataupun berat hati. Semoga Allah
selalu memberikan kemudahan bagi kita dalam melaksanakan ajaran-Nya.
Amin. []
Gambar: 3.bp.blogspot.com
Gambar: 3.bp.blogspot.com
0 Komentar:
Posting Komentar